Literature Appreciation : 3rd Review

by 00.34 0 komentar
Judul           : Samira dan Samir
Penulis        : Siba Shakib
Penerjemah : Ully Tauhida
Editor          : Aisyah
Penerbit       : Pustaka Alvabet.


This is a story of love and courage, and of a remarkable woman who finds her own path in life. When the young girl, Samira, is born, her father - a brave commander fighting in the mountainous land of Afghanistan - decides to bring her up as a boy known as Samir. Soon the fact that Samir is really a girl has been forgotten. Samir learns to fight, ride and shoot, and when her father is killed, she becomes head of the family. However, as an adult, Samir's love for the friend of her youth forces her to confess the truth. She wants to live as Bashir's wife but in return she must reveal her female identity and, in so doing, give up her freedom. Samira follows her heart but she hates wearing the veil. Eventually the torment is too great and Samira realizes there has to be a third way for her - the way of a self-confident woman who bravely takes charge of her own life.
In my opinion, the writer want to emphasize about gender equality. Based on, their real experience in Afghanistan.
Unsur-Unsur Intrinsik dalam Novel Samira and Samir (Budaya, ekonomi, dsb)
Untuk memahami unsur-unsur intrinsik dan latar belakang belakang seperti  sosial, budaya, ekonomi dan peradaban yang ada dalam karya sastra yang berjudul Samira and Samir. Pada novel ini kita bisa melihat bagaimana kondisi dan situasi yang terjadi pada saat itu. Karena penulisnya sendiri tidak hanya sekadar menulis tanpa mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi dan yang ada di Negara tersebut. Tetapi juga penulis sebelumnya telah mengetahui bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi pada masa itu.
Dalam novel tersebut penulis ingin menyampaikan sesuatu yang dia lihat dan dia rasakan ketika dia mengunjungi daerah afganistan. Novel yang berjudul Samira and Samir ini mengisahkan seorang anak perempuan yang terlahir dalam keluarga seorang Komandan perang, yang dimana pada saat itu amat sangat menjungjung tinggi nilai seorang laki-laki, karena seorang laki-laki dianggap bisa meneruskan perjuangan ayah dan keluarganya, akan tetapi jika mendapatkan seorang anak perempuan bagi kebanyakan orang arab pada saat itu adalah sebuah aib yang sangat besar yang harus ditutupi. Sang ayah merasa kecewa. Sang ayah pun memutuskan untuk mendidik anaknya yang bernama Samira sebagai lelaki. Dan tumbuhlah Samira sebagai Samir. 
Pada kenyataannya pun itu adalah  sebuah peradaban yang belum bisa dirubah mungkin sampai saat ini. Kebanyakan orang arab seorang wanita yang melahirkan seorang anak perempuan itu telah memberikan aib kepada keluarganya sendiri. Menurut mereka orang-orang Arab wanita  itu diciptakan hanya untuk menjadi seorang pelayan laki-laki. Tergambarkan dalam novel ini dimana Ibu dari Samira yang hidupnya hanya mengurusi rumah, membuat makanan untuk anak dan suaminya, dan tidak melakukan aktifitas yang lain.
Dalam novel ini kesalahan identitas yang menjadikan hidup Samira kian rumit. Kerumitan itu bertambah ketika Samira menginjak remaja dan kemudian dewasa dan mengenal perasaan cinta. Samira dihadapkan pada dua pilihan yang menyakitkan. Samira ingin hidup sebagai seorang istri lelaki yang bernama Bashir, namun dia harus rela mengkhianati keluarganya, dengan mengungkapkan identitas aslinya sebagai seorang perempuan, dan dengan demikian dia telah mengorbankan kebebasannya sebagai seorang lelaki. Hingga pada akhirnya, Bashir pun mengetahui bahwa Samira adalah seorang perempuan dan Bashir pun menginginkan Samira menjadi istrinya, yang bisa melahirkan seorang anak laki-laki dari rahimnya.

Bersyukurlah wahai perempuan J di luar sana, mungkin masih banyak pendiskriminasian bagi kaum wanita. Jadikan hidup yang lebih bermanfaat sebagai wanita yang kuat.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar